MODAL AWAL
NYUSUN SKRIPSI
Dari judulnya
memang kelihatan menarik seram. Iya karena saya pernah dengar ada teman
saya yang “alergi” dengan kata terakhir judul tersebut.
Tapi bukannya
saya sok bijak atau apalah tapi ini serius, saya hanya ingin berfikir layaknya
orang dewasa (usia saya > 18) yang kurang lebih pendapat saya seperti ini,
“Sesuatu jika belum dimulai memang terasa sangat berat apalagi jika kita hanya
memikirkannya. Kita ibaratkan beban kita ada 10 skala. Ucapkan niat maka
bebanmu akan berkurang 1, persiapkan diri maka bebanmu akan berkurang 2,
lakukan maka bebanmu akan berkurang 5, selesaikan maka bebanmu akan berkurang
10 ”. Nah kalo sudah seperti ini, sekarang teman – teman (lebih tepatnya kita)
tinggal pilih angka berapa?? Anak kecil aja pasti memilih angka yang terakhir
(ingat masa kecil belum puas jika belum dapet nilai 10 :p).
Jadi dari situ
saya merumuskan 5 modal awal menyusun skripsi
1. NIAT
2. LAPTOP
3. BUKU
4. UANG
5. SABAR
1. NIAT
Berdasarkan Hadits riwayat Bukhory- Muslim dari ‘Umar
Bin Khottob RA. Innamal a’malu binniaat, wa innama likullimri i ma nawi, yang
artinya: “Sesungguhnya setiap amalan hanyalah tergantung dengan niat – niatnya
dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang dia niatkan”.
Dari hadist di atas sangat jelas mengapa saya menempatka
niat sebagai urutan pertama. Karena sesungguhnya stiap apa yang kita kerjakan
tergantung pada niat kita dan kita hanya akan mendapatkan seperti yang telah
kita niatkan. Kita dari awal harus memantapkan hati dan fikiran kita dengan
niat yang baik bahwa kita menyusun skripsi ini memang benar – benar dengan niat
tulus sebagai langkah menyelesaikan
studi kita di bagku kuliah supaya cepat selesai agar ilmu kita seggera
bermanfaat bagi masyarakat. Bolehlah kita menyisipkan niat – niat lain asalkan
baik misalnya supaya membahagiakan kedua orang tua karena bisa lulus tepat
waktu dan tidak menambah beban biaya pendidikan. Lain halnya jika seperti ini,
misalnya kita berniat menyusun skripsi sebagai ajang “gaya – gaya an” supaya
dilihat keren “eh ini lho gue udah nyusun skripsi udah sampai bab ini itu besok
gue pasti bakal lulus paling cepet diantara kalian”. Boleh.. oleh banget bahkan
kita berniat lulus cepet disbanding teman – teman kita, tapi kalo niatnya cuma
buat gaya – gayaan ya kita nanti dapatnya cuma satu KEREN itu tok kan niat nya
Cuma biar keren gak ada kepuasan di hati telah membahagiakan orang tua dan niat
mulia agar ilmunya bermanfaat.
2. LAPTOP
Sebenarnya gak juga si kalo ini dibilang modal
penting, tapi ya emang penting. Gak penting – penting amat si, tapi sangat
penting. (itu menurut saya)
Sekarang jamannya modern, tidak dapat dipungkiri
bahwa segala sesuatunya sudah era digital. Gak mungkin to kita mau nyusun
skripsi dalam bentuk tulisan tangan? Emang si banyak di luar sana jasa rental
buat ngetikin naskah kita (kan aku gak bilang kudu milik sendiri). Selain itu
laptop atau computer banyak sekali manfaatnya, selain sebagai sarana kita untuk
mengetik naskah kita tahu bahwa ada satu lorong yang menurut saya tidak aka
nada habisnya jika kita masuki. Iya dia adalah internet, dengan internet kita
bisa menjelajah dunia tanpa harus beranjak dari depan laptop kita, kita bisa
mencari berbagai informasi yang sekiranya bisa mendukung skripsi yang kita
susun. Jangan khawatir, gak semua yang ada di internet itu gak mutu kok tinggal
pinter – pinter kita memanfaatkannya.
3. BUKU
Kalo ini jangan ditanya, itu benda wajib yang harus
kita baca saat akan dan sedang menyusun skripsi. Jangan mentang – mentang bisa
cari informasi di internet terus kita lupa sama buku. Karena tidak semua yang
ada di buku ada di internet.
4. UANG
Nampaknya ini masalah yang paling slasik untuk
dibicarakan. Iya, tapi ini benar adanya. Kita butuh uang untuk menunjang
aktifitas kita dalam rangka akan atau sedang menyusun skripsi.
Saya kasih contoh yang perlu dibeli dengan uang :
-
Makan (sebagai
sumber energi)
-
Kertas (untuk
ngeprint)
-
Tinta (masih
sama)
-
Bensin (untuk
kendaraan kita ke perpus, dll)
-
Pulsa modem
(kalo gak gratisan)
-
En sooooo on
5 5. SABAR
Untuk yang terakhir ini, pasti sudah faham lah
terlebih untuk para mahasiswa itu sendiri. Kita tidak berjalan dengan diri
sendiri kita butuh dosen, teman sejawat bahkan Bapak penjaga Perpus. Jadi intinya
kita harus sabar, sabar nunggu dosen buat konsul,,,,,,,,,sampai sabar diomel –
omelin Bapak penjaga Perpus gara – gara telat terus mengembalikan buku :D
0 komentar:
Posting Komentar